ads banner

TBM Omah Eling Ngudiharjo Menggagas LITERASI FINANSIAL

 C:\Users\DELL\AppData\Local\Temp\Temp1_ilovepdf_pages-to-jpg.zip\OMAH ELING_page-0003.jpg


Adapun  program yang sudah diterapkan dan dilaksanakan di Omah Eling Ngudiraharjo adalah  dengan cara menerapkan metode perpustakaan berbasis inklusi sosial seperti program yang sedang dicanangkan oleh Perpusnas, Program inklusi sosial yang diterapkan di Omah Eling Ngudiraharjo adalah  dengan  menerapkan  program pemberdayaan di masyarakat setempat, dari pemberdayaan tersebut terlibat oleh beberapa kelompok masyarakat, dari keterlibatan warga kami mengembangkan sebuah kriya anyam dari bambu, sebuah bahan kerajinan yang tidak terlepas dari sumber daya alam disekitar Desa Ngadiharjo, sekaligus mempertahankan kualitas bambu yang hampir punah di Desa Ngadiharjo, masyarakat disekitar masih awam akan manfaatnya dari sebuah bambu bila dikembangkan menjadi sebuah produk potensial yang menghasilkan sebuah finansial, rata rata masyarakat sekitar masih tebang bebas dan menjual bambu secara sistem tebas, serta belum memikirkan jangka panjang tentang arti pentingnya kelangsungan hidup bambu untuk alam sekitar.Keterlibatan masyarakat yang tergabung dalam Omah Eling Ngudirahrjo dari awal berjalannya sebuah usaha, belum banyak dari masyarakat yang ingin ikut bergabung, warga masih enggan dan memilih bekerja sampingan menjadi buruh jaga warung di area taman wisata candi Borobudur. Pada tahun 2020 terjadi musibah covid 19 yang menyebabkan ekonomi lumpuh total, pengangguran pun melanda dimasyarakat.Awal bulan tepatnya di bulan Juli kami berusaha mencari terobosan berjejaring untuk mengembangkan sebuah usaha kriyaanyam bambu, kebetulan kami dipertemukan dengan teman relasi yang waktu itu menyandang gelar dalam bidang sociopreneur, selain produk lokal Magelang yang akan diangkat, Kraosan juga memiliki visi yang bersinergi dengan Omah Eling Ngudiraharjo yaitu mengentaskan pendidikan dikalangan masyarakat.Penawaran dari Kraosan dalam berjejaring berupa adanya penyisihan dana pendidikan dari setiap penjualan produknya yang dihasilkan dari para crafter, kami mulai berjejaring dari produk yang kami hasilkan dan dibantu dalam penjualannya, berawal dari 2 orang yang kami ajak untuk membuat produk kerajinan dari bambu karena permintaan dari marketplace semakin bertambah kami juga pelan – pelan mulai mengajak warga sekitar. Adanya musibah covid 19 yang melanda di seluruh dunia, ketika penjualan produk kerajinan dari bambu meningkat masih juga ada warga yang masih enggan untuk bergabung, sebagian masih memilih menunggu covid 19 hilang dari peradaban daripada mengerjakan sebuah kerajinan yang bisa menghasilkan finansial. Kami tetap mempertahankan usaha kami dikala lonjakan pasar naik namun pemberdayaan warga juga  belum tergelitik untuk ikutserta dalam pembuatan kriya anyam bambu.Tantangan permintaan pasar semakin mencekam ditengah terpuruknya pandemi yang masih melanda, pelan tapi pasti hingga sampai saat ini yang tergabung dalam Omah Eling Ngudiraharjo ada 14 rumah yang terdiri dari pasangan suami istri sebagai crafter yang mengerjakan kerajinan kriya anyam bambu.Produk yang dihasilkan oleh para crafter selama ini terjual di beberapa hotel setempat, luar pulau Jawa, baru merambah ke Oman, Singapura, Thailand dan Malaysia.Pengembangan produk yang dihasilkan dari para crafter bermasif pada sebuah bambu, mengapa bambu? Selain bahan utama mudah didapatkan di lingkungan sekitar, harga bahan utama pembuatan kerajinan masih terjangkau. Omah Eling Ngudiraharjo juga berharap dalam produk yang dihasilkan dari para crafter Omah Eling Ngudiraharjo memiliki ciri khusus produk sustainable for environment, food grade dan food safe.Produk yang dihasilkan dari bahan alam akan kembali ke alam tanpa berpengaruh pada pencemaran lingkungan. Seperti yang digencarkan oleh pemerintah Indonesia tahun 2020 memulai program zero waste dan cinta produk Indonesia, selain fokus pada program pengembangan dan peningkatan kualitas UKM produk lokal Omah Eling Ngudiraharjo juga fokus pada pengelolaan Bank Sampah yang dikembangkan di dusun yang dikelola oleh para crafter.

  1. Pengelolaan Bank Sampah Eling Kahanan di Desa Ngadiharjo 


Bank Sampah “ELING KAHANAN” merupakan salah satu unit usaha masyarakat yang bergerak dalam bidang menangani dan mengolah sampah produktif  yang berintegrasi kepada pemberdayaan kaum perempuan untuk membuat bank sampah. Kenapa kami memilih kaum perempuan? Karena kaum perempuan merupakan pihak – pihak yang bersentuhan langsung dengan sampah rumah tangga dan sampah rumah tangga dapat kita olah dengan prinsip 3R Reduce Reuse and Recycle . Merupakan pendukung keberhasilan usaha yang dapat meningkatkan tatanan ekonomi masyarakat pada umumnya dan seluruh anggota tentunya. 

Bank Sampah Eling Kahanan yang berada di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Sebagian besar penduduk Desa Ngadiharjo memiliki SDM dengan  tingkat pendidikan dan pola pikirnya masih rendah. Sehingga kebanyakan penduduk di Desa Ngadiharjo kurang menyadari arti pentingnya peduli dengan lingkungan. Masih banyak warga membuang sampah sembarangan di sungai dan membakar sampah. Oleh karena itu perlunya pendidikan pengelolaan lingkungan bagi masyarakat Desa Ngadiharjo. Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai lingkungan setidaknya masyarakat dapat mengerti dan memahami kepedulian lingkungan yang selama ini mereka abaikan dan anggap tidak penting menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat untuk memperbaiki taraf hidup mereka.

Kegiatan yang sudah dilakukan oleh masyarakat selama ini adalah pengumpulan sampah yang telah dipilah dari rumah tangga. Kegiatan tersebut diharapkan bisa memberi  nuansa baru dan tambahan pengetahuan bagi masyarakat Desa Ngadiharjo.. Melalui budaya pilah sampah, masyarakat akan meningkat kesadarannya mengenai arti pentingmya peduli lingkungan dan meningkat tatanan ekonomi pada usia yang produktif serta meningkatkan daya kreativitas warga dalam menangani dan mendaur ulang sampah. Pola ini terwujud dari tingkah laku dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya.

Salah satu upaya membentuk kepribadian sudah dilakukan melalui budaya gemar menabung sampah. Sehingga seseorang akan terbentuk rasa tanggung jawab terhadap  sampah yang mereka hasilkan.  Bank sampah yang kami rintis bernama “ ELING KAHANAN” ELING berarti ingat atau mengingatkan, KAHANAN adalah keadaan dimana lingkungan yang kita tempati selayaknya menjadi tugas utama dan pertama  kita untuk merawat dan melestarikan alam agar bumi pertiwi ini lestari. Jadi bank sampah  Eling Kahanan diharapkan mampu menjadi tempat untuk  melayani masyarakat dengan cara menabung sampah di Bank sampah yang sudah kami kembangkan.Dari sampah yang dikelola, selain dijual secara langsung sampah yang terkumpul di bank sampah Eling Kahanan, Bank sampah Eling Kahanan juga mengolah kertas daur ulang yang dapat dijadikan sebagai kerajinan tangan yaitu berupa recycle mask ( topeng dari daur ulang ), dari produk recycle mask  yang dihasilkan oleh Bank Sampah Eling Kahanan penjualan produknya dijual di hotel Amanjiwo sebagai paket wisata untuk turis asing.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
ads banner
ads banner